Selamat Datang

Selasa, November 30, 2010

Tips Memimpin dari NOL

Dahulu ketika saya, memulai karir di sebuah perusahaan multi nasional tahun 1996, bos saya adalah pemimpin yang sangat muda sekali, usianya baru 28 tahun. Ketika itu usia saya, 38tahun, lebih tua 10 tahun, jabatan saya baru junior executive selevel dengan senior supervisor. Saya tidak memiliki anak buah dan bos saya ketika itu sudah memiliki kurang lebih 125 orang anak buah di satu department besar di perusahaan kami. Pangkat dan jabatan bos saya ketika itu VP (Vice President, Department Head). Suatu jabatan yang tinggi dan prestisus di mata kami semua. Dia berkebangsaan Sri Lanka. Setiap hari kami selalu berbahasa Inggris. Yang membuat saya terkesan dengan penampilannya ialah, ia selalu berbaju rapi dan lengan panjang. Bajunya tak banyak warna, selalu putih. Ketika ia harus meeting dengan department lain, misalnya saat koordinasi ”new product launch”, ia tampil dengan berdasi. Namun, jika hari itu tidak ada meeting, ia berpakaian biasa, baju putih
rapi seperti biasa. Ia tidaklah ganteng untuk ukuran pria, biasa saja, standard. Ia juga tidak berperawakan tinggi besar, tingginya kurang lebih 170cm saja dan berat badan standard 65kg, layaknya pria Asia. Pemimpin hebat tidak ada hubungannya dengan perawakan tubuhnya yang besar atau berdarah biru dst. Ia manusia biasa.

Bisa dikatakan bos saya ketika itu pemimpin muda yang mulai memimpin dari nol. Ia ditugaskan dari kantor pusat kami di Eropa ke Indonesia, karena kompetensi dan prestasi tugasnya yang bagus disana. Di kantor pusat, ia membawahi region Asia Pacific di divisi marketing. Namun, dengan usia yang muda belia, ia mampu menjalankan tugas yang sangat berat, memimpin sebuah department besar. Ia berani menerima tantangan atasannya di Eropa untuk menerima tugas baru sebagai ”expart” di Asia. Ia berceritera: ”Di kantor pusat, saya adalah manager muda yang bekerja sendiri tanpa anak buah. Teman dan anak buah saya satu-satunya adalah PC saya. Namun ketika saya tiba di Indonesia, saya begitu terkejut, ternyata department yang harus saya pimpin besar sekali. Untung saya, memiliki Anda semua sebagai tim saya. Saya pasti bisa dengan dukungan Anda semua!” Itulah kesan pertamanya ketika harus memimpin kami yang tersebar di seluruh Indonesia dan mengelola bisnis yang
besar.

Tambahan, ia belum mengenal budaya Indonesa, tetapi ia nampak sangat percaya diri dan kreatif. Bahkan ia sangat mengandalkan “common-sense”. Didalam berbicara, menganalisa dan mengambil keputusan, ia tidak pernah ragu. Tidak sekalipun, saya lihat ia ragu-ragu dalam memutuskan sesuatu, meskipun itu adalah hal baru bagi dia dan baru bagi kami. Kami semua mengakui bahwa ia pandai dan cerdas. Analisanya cepat dan jitu. Ketika kami semua ragu-ragu terhadap satu hal, ia langsung memanggil wakilnya dan beberapa manager ke ruangannya. Ruang kerjanya tidaklah besar, hanya ada 3 kursi saja di depan mejanya. Pada umumnya, ia memimpin meeting dengan singkat, to the point dan cepat. Ia tidak suka anak buah yang bertele-tele dan “ngalor-ngidul” (panjang lebar, kemana-mana, tidak karuan) dalam mengemukakan fakta dan data. Strategi yang selalu ia pakai ialah sebuah cara yang cerdas, yaitu mengajukan pertanyaan. Pertanyaannya selalu detail, mendalam (tidak hanya
dipermukaan) dan membutuhkan bukan hanya “tahu” tetapi harus “beralasan” untuk menjawabnya. Dengan cara ini, rupanya ia mampu dengan cepat menguasai pengetahuan lapangan dan market di Indonesia. Setelah semua data dan informasi yang akurat terkumpul, ia lalu berani mengambil keputusan yang besar dan strategis sekalipun. Saya selalu ingat kata-kata ajaibnya yang ia selalu ucapkan ketika sedang menghadapi masa-masa sulit dan kritis. Dengan tersenyum ia berkata lantang: “Anywhere in the world, management is just common sense. Business is common sense, too.” Itu saja yang selalu saya ingat hingga hari ini. Sebuah pelajaran sederhana dari orang yang sederhana cara berfikirnya.

Ia suka bekerja sama sebagai tim yang kuat dan kompak. Ia tidak suka bekerja sendiri. Ketika itu, tahun 1996 perusahaan kami merencanakan meluaskan “bisnis coverage” ke Ambon dan Irian Jaya. Untuk itu, ia menyiapkan “strategic plan” bidang marketing untuk produk yang kami pasarkan, hanya dalam kurang dari 1 minggu bersama para manager department kami. Ia mendengarkan segala masukan dari timnya dengan baik. Ia tampung dan catat semua pendapat dan gagasan dari bawah. Ia tidak pernah merendahkan pendapat kami atau menyalahkan kami. Kami merasa dihargai. Ia jago brain-storming. Setelah rencana kami matang, ia lalu perjuangkan Ambon dan Irian Jaya, agar ditempatkan 1 orang medical delegate (MD) di tiap kotanya. Perjuangannya ke Marketing Director akhirnya berhasil. Pada zamannyalah, untuk pertama kalinya perusahaan kami memiliki bisnis baru di Ambon dan Irian Jaya. Ialah pencetus gagasannya.

Ia terapkan ”management by walking around.” Untuk lebih mengenal kinerja tiap anak buahnya di lapangan yang tersebar dari Aceh hingga Irian Jaya, ia selalu sempatkan supervisi dan monitoring ke region-region setiap bulan secara rutin. Dengan kunjungannya yang rutin ke lapangan, membuat hubungan kami, antara atasan-bawahan menjadi sangat dekat dan akrab. Sebagai Department Head kami, ia praktis sangat sibuk sekali, jadwalnya selalu padat. Namun jika kami memiliki masalah, ia selalu ada waktu buat kami. Ia selalu membuka pintu kamarnya untuk kami masuk dan berbicara kepadanya kapan saja, tanpa appointment. Di dalam ”time management” ia gunakan style ”15 minute talk”. Bagi dia, 15 menit cukup untuk menyampaikan sesuatu yang penting. Kami diajarkan untuk berfikir ringkas, padat dan sederhana. Ia adalah gembala yang baik.

Selain percaya dirinya yang amat menonjol, ia juga tipe pemimpin yang tegas. Sekali ia memutuskan sesuatu, ia tak pernah harus mengakui berbuat salah dan menarik keputusannya. Oleh karena itu, ia selalu disegani baik oleh seluruh anak buahnya dan oleh Department Head lainnya. Kami semua sangat menghormatinya, karena ia menghormati kami. Ia teguh dengan pendiriannya. Itu prestasi yang amat luar biasa, mengingat ia masih sangat muda. Rata-rata usia anak buahnya, kurang lebih 35 tahun. Tertua ketika itu, 47-48 tahun, wakilnya sendiri. Termuda, kurang lebih 24 tahun, para fresh-graduate yang baru lulus D3 maupun S-1. Ia bisa mengendalikan kami semua dengan bijak.


Ia memakai brain (otak) dan perasaan secara seimbang. Cara ia memandang bisnis adalah ”common-sense”. Ia selalu menasehati kami, bahwa bisnis dan manajemen adalah common-sense. ‘Gunakan common-sense dan rasa seni, maka Anda akan selamat dimana saja..” itu ucapannya yang selalu saya ingat sampai hari ini. Ia selalu mencoba ”dekat” dengan kami. Ia tahu perasaan kami, yang sebenarnya tak rela dipimpin manager asing. Suatu peristiwa, ketika target tercapai, ia merayakan bersama kami semua di rumah dinasnya di permata hijau. Rumahnya besar, lengkap dengan kolam renang dan satpam penjaga. Ia sendiri yang memasak semua makanan dan ia sajikan untuk kami. Di rumahnya ia hias, di kulkas penuh minuman. Kami makan dan bersenang-senang hingga puas. Ada yang diceburkan ke kolam renang dan lempar-lemparan baju basah. Rasa sosialnya tinggi. Ia selalu berusaha mengerti perasaan kami dan itu berhasil membuat kami hormat dan dekat kepadanya. Rata-rata setiap
bulan ia mengundang kami ke rumahnya untuk sosialisasi. Di saat-saat tertentu, ia mentraktir kami ke acara disco di jl Thamrin. Ia berjoget dan berdansa dengan kami, bagai kawan. Namun, ketika di kantor, ia menempatkan diri sebagai atasan dan formal.

Bisa diibaratkan, ukuran department kami (”business size”) adalah sebuah perusahaan kecil sendiri (“mini company”). Bagaimana tidak, orang yang harus ia pimpin adalah 125 orang dan revenue yang harus ia kelola adalah 100 Milyar setahun ketika itu. Hubungan kerja kami berlangsung dalam tempo yang amat tinggi (speed tinggi). Konflik antar department cukup tinggi. Namun ia selalu tampil prima, segar dan fresh. Jarang saya dengar ia mengeluh kepada kami bahwa tugasnya teramat berat.

Ia pemimpin yang tidak banyak bicara, hampir-hampir dikategorikan sebagai pribadi yang ½ pendiam (“talk-less, do-more”). Dengan pribadinya yang tidak banyak mengumbar pembicaraan itu, ia menjadi nampak dewasa dan berwibawa. Heran, di usia yang sangat muda, 28 tahun, ia justru nampak sangat dewasa. Dengan kematangannya itulah, ia berhasil memimpin kami semua yang lebih tua dari sisi usia. Kalau ia tersenyum, senyumnya segar dan benar-benar tulus penuh makna keikhlasan. Rupanya kedewasaannya, tidak bergantung pada usianya. Ia memilih untuk nampak dewasa. Kalau ia berjalan, jalannya penuh wibawa dan jalannya selalu cepat, langkahnya lebar-lebar. Itu yang membedakan kami dengan dia. Ia bagai kereta api yang jelas tujuannya, mau kemana arahnya. Langkahnya dan pembawaannya matang (”mature”).

Selama ia menjadi pemimpin kami, performance bisnis kami meningkat tajam dibandingkan pemimpin sebelumnya. Ia memang produktif dan termasuk tipe pemimpin pembaharu. Ia dikenal juga sangat efisien. Contoh, struktur organisasi yang gemuk, ia rubah menjadi “flat” agar gesit bergerak. Pengeluaran yang boros untuk “printing material” promosi, ia rampingkan, dst. Atas stock-stock “fisnished goods” yang tinggi (“slow-moving”), ia selalu ambil tindakan nyata untuk menghabiskannya lalu ia monitor salesnya. Target-target perusahaan yang tinggi selalu dapat ia capai bersama kami. Gagasan-gagasan dan ide-idenya selalu jernih kedepan. Bagi kami pemikirannya adalah sebuah “road-map” bisnis ke depan. Ia selalu mampu melihat jauh ke depan dibandingkan kami. Misinya jelas. Banyak gagasan produk-produk baru (dan penarikan produk kurang laku dari pasar, ”discontinue”), datangnya dari dia, bukan dari “brand manager”. Ia adalah pemimpin efektif
yang profesional.

Ia tidak pernah mau menyerah dalam segala hal. Kegigihannya dan motivasinya selalu positif dan tinggi. Ia adalah motivator kami. Kami semua terheran-heran bertanya dalam diri kami, “energi apa yang ia punya begitu hebatnya?” Pernah suatu ketika, ada Department Head Engineering, orang Jerman, yang selalu “perang-mulut” dengan bos kami di dalam meeting. Si Jerman itu, selalu dengan segala cara, berusaha memojokkan bos kami di dalam setiap meeting, jika ia ada. Suatu hari, bos kami tak mau kehilangan muka, ia “lawan” dengan gigih si Jerman, hingga si Jerman tak bisa berkutik dan terdiam malu, lalu keluar ruangan meeting. Sejak saat itu, si Jerman tak berani lagi bertingkah di dalam meeting-meeting selanjutnya. Bos kami berceritera tentang triknya itu, bahwa “Dengan siapa saja, jika kamu yakin benar, perjuangkan itu sampai benar-benar all out hingga kamu menang. Jangan mudah menyerah, apalagi lawan orang-orang “jahat” seperti si Jerman itu.
Saya habisi dia di depan atasannya sendiri di meeting tadi...hingga ia takluk!!” Berkat kegigihannya itulah, kami akhirnya menjadi lebih percaya diri dan lebih termotivasi untuk berjuang.

Ia juga jujur dan berintegritas tinggi. Bos saya selalu menegaskan, bisnis akan maju jika kita jujur dan berintegritas. ”Tak ada tempat disini, bagi pemimpin yang tidak jujur,” tegasnya di setiap kesempatan kami semua bertemu, entah dalam meeting, entah saat diskusi, entah sekedar memberi komentar akan “performance” yang sedan anjlok. Dan kata-katanya itu, ia tunjukkan dengan keteladanan. Ia memang melakukannya, tidak hanya “bicara” (“role model”). Sekretarisnya yang sudah sangat senior di perusahaan kami selalu memujinya, bahwa “Bos kita ini jujur..bon-bon minuman beralkohol (bir) yang tidak bisa diklaim, ia tidak masukkan. Kalau bos-bos yang dahulu lain..!”

Ia dikenal sebagai pemimpin yang murah hati dan suka menolong. Pernah suatu hari, ketika krisis ekonomi 1998 terjadi, saat itu kantor kami berada di Wisma Metropolitan II, jl Jend Sudirman Jakarta. Jalanan di depan kantor kami sudah dikepung banyak perusuh. Mobil dan ban-ban dibakar. Kami semua ketakutan dan terperangkap di kantor tidak bisa pulang malam itu. ”Crisis team” lalu dibentuk sore itu dimana ia menjadi salah satu anggota. Kami semua makan indomie di kantor dan minum seadanya. Semua tidak bisa mandi, karena semua toilet tidak didesain untuk mandi. Ia mengeluarkan ide, kami semua yang tidak bisa pulang akan menginap di kantor (tidur di meja masing-masing dialas koran dan majalah). Dan yang bisa pulang akan diantar mobil kantor. Dengan tricknya, setiap pegawai yang pulang, yang non-muslim, dibekali sarung dan kopiyah seadanya, agar aman dari penjarahan dan pencegatan di jalan. Saya dan beberapa kolega wanita kebetulan tidak bisa pulang,
karena daerah komplek kami termasuk rawan. Sehingga kami harus menginap di rumah bos kami di permata hijau esok harinya. Kawasan ini termasuk yang masih aman. Ia sangat murah hati kepada kami dengan membuka rumahnya bagi kami semua. Kami menginap beberapa orang di rumahnya. Ia pinjamkan baju-bajunya untuk kami pakai dan kami masak bersama beberapa hari selama krisis masih terjadi. Setelah krisis mulai reda, ia lalu mengantarkan kami pulang (dengan sopir) satu persatu ke rumah kami masing-masing dengan selamat Yang membuat kami terkejut adalah ia sendiri yang mengantarkan kami semua pulang. Itu pertolongan dan kepekaan yang luar biasa dari seorang pemimpin muda. Kami tak pernah lupa akan kebaikan hatinya, pengorbanannya dan pertolongannya. Ia melindungi kami, bagai gembala yang baik dan bijak. Di kala krisis seperti itu, ia rela ikhlas berkorban bagi timnya. Sejak peristiwa itu, citranya semakin naik tinggi sebagai pemimpin. Ia semakin dihormati banyak
orang di kantor. Pujian banyak berdatangan kepadanya atas jasa-jasanya yang nyata itu, yang dituliskan oleh President Director kami di ”notice board” (papan pengumuman). Ia benar-benar luar biasa, menggunakan otak dan hati secara seimbang. Ia telah berhasil membangun kerjasama dan kedekatan yang sangat baik dengan timnya. Ia si pembela timnya dan pelindung serta pengayom.

Tak lama setelah ia berhasil di Indonesia selama 4 tahun masa kerjanya, ia lalu diberi promosi memimpin sebuah divisi marketing di negaranya, Sri Lanka, sebagai Marketing Director di usianya yang ke 32 tahun tahun 2000. Kami mendengar bahwa ia juga berhasil di Sri Lanka sebagai Marketing Director. Lalu ia dipindahkan lagi sebagai Marketing Director di Jepang dan China. Dan terakhir tahun 2005, ia sudah menjadi Presiden Director di Vietnam di usianya yang ke 37 tahun. Ia salah satu contoh pemimpin sukses yang memulai karir memimpinnya dari nol (dari muda belia).
Semoga menginspirasi para pemimpin yang dari nol.

Saya berterima kasih kepadanya, karena telah menjadi inspirasi cerah bagi saya.
Semoga Tuhan terus menyertai karirnya hingga kini.

salam mulia penuh bahagia

HARRY 'UNCOMMON' PURNAMA
TRAINER "MATURE LEADERSHIP"
0813.8286.3949

Senin, November 01, 2010


Contoh-contoh Surat Lamaran Kerja
dalam Bahasa Inggris

Contoh ke 1.
Tangerang, November 1, 2010

Attention To:
Mr. Imantoro
Human Resources Department
PT. Persada Bumida Terpadu
Jl. Raya Sukamaju No. 11
Tangerang


Dear Sir,

On this good opportunity, I would like to apply as a Instrumentation and Control System Engineer in your company. My name is Dias Farhan, 22 years old, male, single, energetic and healthy. I am a Control System Engineer and graduated from Suryadarma University (UNSURYA) on May 2007 with GPA 3.78. I would like to have career to expand my experience.

My personality as a hard worker and fast learner type of person would bring benefit to your company. I will be very appreciated if you could give in opportunity to work in your company.

Herewith I enclose my curriculum vitae, which will give details of my qualification.

I hope my qualifications and experience merit your consideration and look forward to your reply.


Sincerely yours,



Dias Farhan
Phone : 021 - 5758243
Jl. Melati No.23
Tangerang - 15712


Contoh ke 2.
Bogor, November 1, 2010

Attention To:
Human Resources Department
Yayasan KPT
Jl. Raya Bumi Sentoda No. 5
Cibinong


Dear Sir/Madam,

Having known about a vacancy advertised on Kompas, October 28, 2010, I am interested in the position of Account Executive (AE).
I am a 26 year old male, graduated from a reputable university, having skill in English, both written and oral and also operating computer. I am a hard worker, able to work in individual and in team.

I would gladly welcome an opportunity to have an interview with you at your convenience. I hope my skills can be one of your company's assest. I am looking forward to hearing from you in the near future. Thank you for your consideration and attention.


Sincerely yours,



Asep Catur Putra


Enclosures :
- copy of ID Card
- copy of Final Certificate
- photo
- Curriculum Vitae

Contoh ke 3.
Jakarta, November 1, 2010

Attention To:
Sukarmadi
Resources Manager
PT. Gilang Persada Bumi
Jl. Cendrawasih No. 45
Jakarta Pusat

Dear Mr. Sukarmadi,

I wish to apply for the position of Accounting Staff that was advertised on Tempo, October 28, 2010.

I have over one year experience as an Accounting with PT. Rizky Finance and have experience of a wide variety of pattern techniques. My computer skills are very good, and I have an excellent record as a reliable, productive employee.

I am looking for new challenges and the posistion of Accounting Staff sounds the perfect opportunity. Your organisation has an enviable record innovation in investor financial cosultant, and an excellent reputation as an employer, making the position even more attractive.

I enclose my CV for your inspection and look forward to hearing from you soon. I am available for interview at your convenience


Sincerely yours,



Pujiwati Martani


Contoh ke 4.
Bekasi, April 7th, 2007

Attention To:
HRD Manager
PT. Pranata Informatindo
Jl. Raya Sudirman No. 17
Bekasi

Dear Sir/Madam,

I have read from your advertisement at Republika that your company is looking for employees to hold some position. Based on the advertisement, I am interested in applying application for Engineer position according with my background educational as Engineering Physics.

My name is Iswandi Lubis, I am twenty three years old. I have graduated from Engineering Physics Department ISTN on March 2007. My specialization in Engineering Physics is Instrumentation and Control specialist. I consider myself that I have qualifications as you want. I have good motivation for progress and growing, eager to learn, and can work with a team (team work) or by myself. Beside that I posses adequate computer skill and have good command in English (oral and written).

With my qualifications, I confident that I will be able to contribute effectively to your company. Herewith I enclose my :

1. Copy of Bachelor Degree (S-1) Certificate and Academic Transcript.
2. Curriculum Vitae.
3. Copy of Job Training Certificate from Unocal Indonesia Company.
4. Recent photograph with size of 4x6

I would express my gratitude for your attention and I hope I could follow your recruitment test luckily.


Sincerely,



Iswandi Lubis


Contoh ke 5.
Jl. Raya Flamboyan 21
Bojong Depok Baru 2
Cibinong 16914
Phone : 021 - 87903802

June 11th, 2007

Attention To:
Mr. Haryono Sujatmiko
PT. Bumi Sentosa Damai
Jl. Garuda No. 33
Bogor

Dear Mr. Sujatmiko,

I am a graduate student in Computer Science at Indonesia University, and I will be awarded an M.S. degree in July 2007. I am currently looking for a position related to Database/Graphics Package Design in the research and development department of a major company.

Before coming to Indonesia University, I designed, supervised, and completed a CAD system. The function covers vector, character and curve generation, windowing, shading, and transformations.

At Indonesia University, my research work involves Compilation of Relational Queries into Network DML. To enhance my background, I have taken some courses in computer graphics and database, and I have experience in and an understanding of the design of databases. With this b background, I certainly believe that I am competent to meet challenging tasks and can make a good contribution to your company.

Enclosed is my resume, which indicates in some detail my training and experience. I sincerely hope that my qualifications are of interest to you and that an interview might be arranged at your convenience.

Thank you for your consideration. I look forward to hearing from you soon.


Sincerely yours,



Putri Puji Lestari





Contoh-contoh Surat Lamaran Kerja
dalam Bahasa Inggris
Di bawah ini diberikan 12 contoh Surat Lamaran Kerja dalam Bahasa Inggris, yang mewakili berbagai pendapat, kondisi, dan situasi dari pelamar maupun penerima kerja.
Semoga 12 contoh surat ini dapat membantu anda.
Contoh ke 1.
Tangerang, November 1, 2010

Attention To:
Mr. Imantoro
Human Resources Department
PT. Persada Bumida Terpadu
Jl. Raya Sukamaju No. 11
Tangerang


Dear Sir,

On this good opportunity, I would like to apply as a Instrumentation and Control System Engineer in your company. My name is Dias Farhan, 22 years old, male, single, energetic and healthy. I am a Control System Engineer and graduated from Suryadarma University (UNSURYA) on May 2007 with GPA 3.78. I would like to have career to expand my experience.

My personality as a hard worker and fast learner type of person would bring benefit to your company. I will be very appreciated if you could give in opportunity to work in your company.

Herewith I enclose my curriculum vitae, which will give details of my qualification.

I hope my qualifications and experience merit your consideration and look forward to your reply.


Sincerely yours,



Dias Farhan
Phone : 021 - 5758243
Jl. Melati No.23
Tangerang - 15712


Contoh ke 2.
Bogor, November 1, 2010

Attention To:
Human Resources Department
Yayasan KPT
Jl. Raya Bumi Sentoda No. 5
Cibinong


Dear Sir/Madam,

Having known about a vacancy advertised on Kompas, October 28, 2010, I am interested in the position of Account Executive (AE).
I am a 26 year old male, graduated from a reputable university, having skill in English, both written and oral and also operating computer. I am a hard worker, able to work in individual and in team.

I would gladly welcome an opportunity to have an interview with you at your convenience. I hope my skills can be one of your company's assest. I am looking forward to hearing from you in the near future. Thank you for your consideration and attention.


Sincerely yours,



Asep Catur Putra


Enclosures :
- copy of ID Card
- copy of Final Certificate
- photo
- Curriculum Vitae

Contoh ke 3.
Jakarta, November 1, 2010

Attention To:
Sukarmadi
Resources Manager
PT. Gilang Persada Bumi
Jl. Cendrawasih No. 45
Jakarta Pusat

Dear Mr. Sukarmadi,

I wish to apply for the position of Accounting Staff that was advertised on Tempo, October 28, 2010.

I have over one year experience as an Accounting with PT. Rizky Finance and have experience of a wide variety of pattern techniques. My computer skills are very good, and I have an excellent record as a reliable, productive employee.

I am looking for new challenges and the posistion of Accounting Staff sounds the perfect opportunity. Your organisation has an enviable record innovation in investor financial cosultant, and an excellent reputation as an employer, making the position even more attractive.

I enclose my CV for your inspection and look forward to hearing from you soon. I am available for interview at your convenience


Sincerely yours,



Pujiwati Martani


Contoh ke 4.
Bekasi, April 7th, 2007

Attention To:
HRD Manager
PT. Pranata Informatindo
Jl. Raya Sudirman No. 17
Bekasi

Dear Sir/Madam,

I have read from your advertisement at Republika that your company is looking for employees to hold some position. Based on the advertisement, I am interested in applying application for Engineer position according with my background educational as Engineering Physics.

My name is Iswandi Lubis, I am twenty three years old. I have graduated from Engineering Physics Department ISTN on March 2007. My specialization in Engineering Physics is Instrumentation and Control specialist. I consider myself that I have qualifications as you want. I have good motivation for progress and growing, eager to learn, and can work with a team (team work) or by myself. Beside that I posses adequate computer skill and have good command in English (oral and written).

With my qualifications, I confident that I will be able to contribute effectively to your company. Herewith I enclose my :

1. Copy of Bachelor Degree (S-1) Certificate and Academic Transcript.
2. Curriculum Vitae.
3. Copy of Job Training Certificate from Unocal Indonesia Company.
4. Recent photograph with size of 4x6

I would express my gratitude for your attention and I hope I could follow your recruitment test luckily.


Sincerely,



Iswandi Lubis


Contoh ke 5.
Jl. Raya Flamboyan 21
Bojong Depok Baru 2
Cibinong 16914
Phone : 021 - 87903802

June 11th, 2007

Attention To:
Mr. Haryono Sujatmiko
PT. Bumi Sentosa Damai
Jl. Garuda No. 33
Bogor

Dear Mr. Sujatmiko,

I am a graduate student in Computer Science at Indonesia University, and I will be awarded an M.S. degree in July 2007. I am currently looking for a position related to Database/Graphics Package Design in the research and development department of a major company.

Before coming to Indonesia University, I designed, supervised, and completed a CAD system. The function covers vector, character and curve generation, windowing, shading, and transformations.

At Indonesia University, my research work involves Compilation of Relational Queries into Network DML. To enhance my background, I have taken some courses in computer graphics and database, and I have experience in and an understanding of the design of databases. With this b background, I certainly believe that I am competent to meet challenging tasks and can make a good contribution to your company.

Enclosed is my resume, which indicates in some detail my training and experience. I sincerely hope that my qualifications are of interest to you and that an interview might be arranged at your convenience.

Thank you for your consideration. I look forward to hearing from you soon.


Sincerely yours,



Putri Puji Lestari



Contoh ke 6, 7, ..., 12 sedang di-update

Jumat, Oktober 08, 2010

Sebuah Nasehat Untuk Para Istri


Sebuah Nasehat Untuk Para Istri :::

oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF pada 06 Oktober 2010 jam 12:17

  1. Jangan membiarkan suami anda memandang dalam keadaan anda tidak menggembirakannya. Wanita yang paling baik adalah wanita yang selalu membuat suaminya bahagia.
  2. Hendaklah senyum itu senatiasa menghiasi bibirmu setiap anda dipandang oleh sang suami.
  3. Perbanyaklah mencari keridhan suami dengan mentaatinya, sejauh mana ketaatan anda kepada suami, sejauh itu pulalah dia merasakan cintamu kepadanya dan dia akan segera menuju keridhaanmu.
  4. Pilihlah waktu yang tepat untuk meluruskan kesalahan suami.
  5. Jadilah anda orang yang lapang dada, janganlah sekali-kali menyebut-nyebut kekurangan suami anda kepada orang lain.
  6. Perbaikilah kesalahan suami dengan segala kemampuan dan kecintaan yang anda miliki, janganlah berusaha melukai perasaannya.
  7. Janganlah memuji-muji laki-laki lain dihadapan suami kecuali sifat diniyah yang ada pada laki-laki tersebut.
  8. Jangan engkau benarkan ucapan negatif dari orang lain tentang suamimu.
  9. Upayakan untuk tampil di depan suamimu dengan perbuatan yang disenanginya dan ucapan yang disenanginya pula.
  10. Berilah pengertian kepada suami anda agar dia menghormatimu dan saling menghormati dalam semua urusan.
  11. Anda harus selalu merasa senang berkunjung kepada kedua orang tuanya.
  12. Janganlah anda menampakkan kejemuan padanya, jika terjadi kekurangan materi Ingatlah bahwa apa yang ia berikan kepadamu sudah lebih dari cukup.
  13. Biasakanlah anda tertawa bila ia tertawa, menangis dan bersedih jika ia bersedih. Karena bersatunya perasaan akan melahirkan perasaan cinta kasih.
  14. Diam dan perhatikanlah jika ia berbicara.
  15. Janganlah banyak mengingatkan bahwa anda pernah meminta sesuatu kepadanya. Bahkan jangan diingatkan kecuali jika anda tahu bahwa ia mudah untuk diingatkan.
  16. Janganlah anda mengulangi kesalahan yang tidak disenangi oleh suami anda dan ia tidak suka melihatnya.
  17. Jangan lupa bila anda melihat suami anda shalat sunnah di rumah, hendaknya anda berdiri dan ikut shalat dibelakangnya. Jika ia membaca, hendaknya anda duduk mendengarkannya.
  18. Jangan berlebih-l;ebihan berbicara tentang angan-angan pribadi di depan suami, tetapi mintalah selalu agar ia menyebutkan keinginan pribadinya di depanmu.
  19. Janganlah mendahulukan pendapatmu dari pendapatnya pada setiap masalah, baik yang kecil maupun yang besar. Hendaklah cintamu kepadanya mendorong anda mendahulukan pendapatnya.
  20. Janganlah anada mengerjakan shaum sunnah kecuali dengan izinnya, dan jangan keluar rumah kecuali dengan sepengetahuannya.
  21. Jagalah rahasia yang disampaikan kepadamu dan janganlah menyebarkannya sekalipun kepada kedua orang tuanya.
  22. Hati-hati jangan sampai menyebut-nyebut bahwa anda lebih tinggi derajatnya dari derajat suami. Hal itu akan mengundang kebencian kepadamu.
  23. Jika salah satu dari orang tuanya sakit atau kerabatnya, maka anda punya kewajiban untuk menjenguk bersamanya.
  24. Sesuaikanlah peralatan rumah tangga anda dengan barang-barang yang disenangi suami anda.
  25. Jangan sampai anda meninggalkan rumah meskipun sedang bertengkar dengannya.
  26. Katakanlah kejemuan dan kebosananmu ketika ia sudah meninggalkan rumah.
  27. Terimalah udzurnya ketika ia membatalkan janjinya untuk keluar bersamamu, karena mungkin ia terpaksa memenuhi panggilan orang yang datang kepadanya.
  28. Hindari sifat cemburu, sesungguhnya cemburu adalah senjata penghancur.
  29. Janganlah mengabaikan pemimpinmu (suami) dengan alasan bahwa ia telah menjadi suamimu.
  30. Janganlah anda berbicara dengan sang suami, seakan-akan anda suci dan dia berdosa.
  31. Jagalah perasaannya, jangan gembira ketika dia sedang sedih dan jangan menangis ketika dia gembira.
  32. Perbanyaklah menyebut-nyebut keutamaan suami di hadapannya.
  33. Perlihatkan kepada suamimu bahwa anda turut merasakan apa yang dirasakan sang suami tatkala ia tidak berhasil mencapai maksud dan tujuannya.
  34. Perbaharuilah (tekad suami) ketika terjadi kegagalan.
  35. Jauhilah sifat dusta karena hal itu akan menyakitkannya.
  36. Ingatkanlah selalu pada suamimu bahwa anda tidak tahu (bagaimana nasib anda) seandainya anda tidak dipersunting olehnya.
  37. Ucapkanlah rasa syukur dan terima kasih pada waktu ia memberikan sesuatu kepadamu.

Selasa, September 14, 2010

Pembakaran Alquran 100 Persen Dibatalkan


Gainesville (SIB)

Sekutu Pastor Terry Jones memastikan pembakaran Alquran batal dilakukan. Dia menjamin rencana pembakaran ratusan Alquran untuk memperingati tragedi 11 September ini, 100 persen tidak akan dilakukan.
“Saya ingin menegaskan dan memastikan seratus persen bahwa kami tidak akan melakukan pembakaran Alquran pada hari Sabtu pukul 18.00 waktu setempat, seperti yang kami rencanakan sebelumnya,” ujar pendeta KA Paul seperti ditulis AFP, Sabtu (11/9).
Paul menjelaskan hal ini batal dilakukannya, walaupun Imam Masjid di New York tidak menepati batas deadline 2 jam yang diberikan Pastor Jones.”Pada saat ini kami tidak mendengar pemberitahuan apapun dari sang Imam,” terang Jones.Namun Jones mengaku masih berharap bisa menemui Feisal untuk membicarakan masalah pembangunan Masjid di Ground Zero tersebut.
Sebelumnya Jones memberi waktu Imam Feisal Abdul Rauf 2 jam untuk memindahkan rencana pembangunan masjid dari Ground Zero New York, ke tempat lain.
Jones Beri Waktu 2 Jam Untuk Pindahkan Masjid di New York
Niat Pastor Terry Jones untuk membakar ratusan Alquran belum hilang. Karena pihak Muslim New York membantah ada kesepakatan untuk memindahkan masjid dari wilayah Ground Zero, maka Jones mengancam untuk meneruskan aksinya.
Pihak Imam New York pun diberi waktu hingga pukul 03.20 waktu setempat. Atau dua jam dari sekarang, untuk memindahkan lokasi masjid.”Kami memberikan tantangan untuk Imam di New York,” ujar Jones saat jumpa pers di halaman gerejanya, di Gainesville, Florida, seperti ditulis AFP, Sabtu (11/9).Dalam waktu 2 jam itu, Imam Feisal Abdul Rauf harus memberikan jawaban atas tantangan Jones. Feisal harus menghubungi Jones sebelum waktu 2 jam yang diberikan berakhir, untuk membahas pemindahan masjid dari Ground Zero ini.
Sebelumnya Jones sudah sepakat untuk menghentikan aksi pembakaran Alquran ini. Namun otoritas pembangunan masjid di New York, Imam Feisal Abdul Rauf, membantah telah membuat kesepakatan dengan Jones.Hal ini bertentangan dengan apa yang disampaikan ketua komunitas Muslim Florida Mohammed Musri. Musri mengatakan dirinya telah berbicara dengan Imam Feisal Abdul Rauf, untuk terbang ke New York dan mendiskusikan kemungkinan untuk memindahkan lokasi masjid tersebut.
Castro Tuding Pembakaran Alquran Cuma Permainan Media Massa AS
Banyak reaksi bermunculan dari seluruh dunia menanggapi rencana pembakaran Alquran oleh Pastor Terry Jones. Mulai dari aksi demo hingga membakar bendera Amerika Serikat. Namun mantan pemimpin Kuba Fidel Castro menuduh pembakaran Alquran itu cuma permainan media massa AS.”Semua peristiwa ini cuma permainan besar media massa,” ujar Castro saat mempresentasikan autobiografinya di Havana, Cuba seperti ditulis AFP, Sabtu (11/9).
Seperti diberitakan sebelumnya, rencana pembakaran Alquran oleh Pastor Terry Jones mengundang reaksi keras dari seluruh dunia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun turut mengecam aksi ini.Presiden AS Barack Obama juga khawatir rencana Jones ini akan memancing reaksi keras dari seluruh dunia. Dikhawatirkan aksi Jones akan membahayakan keselamatan pasukan AS di Irak dan Afganistan.Namun hari ini rekan Jones, pendeta KA Paul telah memastikan bahwa rencana pembakaran Alquran untuk memperingati tragedi 11 September ini dibatalkan.
“Saya ingin menegaskan dan memastikan seratus persen bahwa kami tidak akan melakukan pembakaran Alquran pada hari Sabtu pukul 18.00 waktu setempat, seperti yang kami rencanakan sebelumnya,” ujar pendeta KA Paul.
Obama Kecam Rencana Pembakaran Alquran
Presiden Amerika Serikat Barack Obama mengecam rencana pembakaran Alquran. Obama mengatakan hal yang akan dilakukan Pastor Terry Jones di Florida itu akan membahayakan keselamatan pasukan AS dan warga negara AS.
“Mudah-mudahan dia mendengar bisikan baik dan memahami bahwa tindakannya bersifat destruktif,” kata Presiden Obama seperti ditulis BBC, Kamis (9/9).
Obama menjelaskan aksi ini akan menambah kebencian pada AS. Akan makin banyak serangan bom bunuh diri yang mengancam masyarakat AS atas tindakan yang dinilai Obama bertentangan dengan prinsip masyarakat AS ini.
“Ini bertentangan dengan nilai-nilai kita di Amerika, negara yang dibangun atas dasar kebebasan dan toleransi beragama” terang Obama.
Seperti ramai diberitakan sebelumnya, Pendeta Jones berencana membakar Alquran pada 11 September. Namun upayanya itu memunculkan banyak kecaman, termasuk dari pejabat di AS.
Rencana ini juga menimbulkan kecaman internasional. Badan kepolisian internasional Interpol telah mengeluarkan peringatan global mengenai kemungkinan pembalasan yang memakan korban orang-orang tak bersalah.
Departemen Luar Negeri Amerika menyarankan kepada warga negara Amerika di luar negeri agar bersiaga menghadapi kemungkinan serangan dan agar menghindari tempat-tempat yang mungkin akan menjadi ajang unjuk rasa.
Juru bicara Pentagon mengatakan Menteri Pertahanan Robert Gates sedang mempertimbangkan untuk mengontak Pastor Jones untuk tidak melakukan pembakaran Al Qur’an.(detikcom/g)

Kamis, Agustus 19, 2010

Kesaksian Orang Yang Mati Suri "Menyaksikan Orang Disiksa dan Ingin Kembali ke Dunia"

oleh Sugianto Parjan pada 01 Juni 2010 jam 18:23
Pengalaman mati suri seperti yang dialami Aslina, telah pula dirasakan banyak orang. Seorang peneliti dan meraih gelar doktor filsafat dari Universitas Virginia Dr Raymond A Moody pernah meneliti fenomena ini. Hasilnya orang mati suri rata-rata memiliki pengalaman yang hampir sama. Masuk lorong waktu dan ingin dikembalikan ke dunia.

Catatan ini dilengkapi pula dengan penjelasan instruktur ESQ Legisan Sugimin yang mengutip Al-Quran yang menjelaskan orang yang mati itu ingin dikembalikan ke dunia, serta penelusuran melalui internet tentang Dr Raymond. Bagi pembaca yang ingin mengetahui perihal Dr Raymond dapat membuka situs www.lifeafterlife. com dan hasil penelitian Raymond tentang mati suri dapat dibaca di buku Life After Life.

Aslina adalah warga Bengkalis yang mati suri 24 Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat nyawanya dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri.

Sebelum Aslina memberi kesaksian, pamannya Rustam Effendi memberikan penjelasan pembuka. Aslina berasal dari keluarga sederhana, ia telah yatim. Sejak kecil cobaan telah datang pada dirinya. Pada umur tujuh tahun tubuhnya terbakar api sehingga harus menjalani dua kali operasi. Menjelang usia SMA ia termakan racun. Tersebab itu ia menderita selama tiga tahun. Pada umur 20 tahun ia terkena gondok (hipertiroid). Gondok tersebut menyebabkan beberapa kerusakan pada jantung dan matanya. Karena penyakit gondok itu maka Jumat, 24 Agustus 2006 Aslina menjalani check-up atas gondoknya di Rumah Sakit Mahkota Medical Center (MMC) Melaka Malaysia. Hasil pemeriksaan menyatakan penyakitnya di ambang batas sehingga belum bisa dioperasi.

”Kalau dioperasi maka akan terjadi pendarahan,” jelas Rustam. Oleh karena itu Aslina hanya diberi obat. Namun kondisinya tetap lemah. Malamnya Aslina gelisah luar biasa, dan terpaksa pamannya membawa Aslina kembali ke Mahkota sekitar pukul 12 malam itu. Ia dimasukkan ke unit gawat darurat (UGD), saat itu detak jantungnya dan napasnya sesak.Lalu ia dibawa ke luar UGD masuk ke ruang perawatan. ”Aslina seperti orang ombak (menjelang sakratulmaut, red). Lalu saya ajarkan kalimat thoyyibah dan syahadat. Setelah itu dalam pandangan saya Aslina menghembuskan nafas terakhir,” ungkapnya. Usai Rustam memberi pengantar, lalu Aslina memberikan kesaksiaanya.

”Mati adalah pasti. Kita ini calon-calon mayat, calon penghuni kubur,” begitu ia mengawali kesaksiaanya setelah meminta seluruh hadirin yang memenuhi Grand Ball Room Hotel Mutiara Merdeka Pekanbaru tersebut membacakan shalawat untuk Nabi Muhammad SAW. Tak lupa ia juga menasehati jamaah untuk memantapkan iman, amal dan ketakwaan sebelum mati datang. ”Saya telah merasakan mati,” ujar anak yatim itu. Hadirin terpaku mendengar kesaksian itu. Sungguh, lanjutya, terlalu sakit mati itu.

Diceritakan, rasa sakit ketika nyawa dicabut itu seperti sakitnya kulit hewan ditarik dari daging, dikoyak. Bahkan lebih sakit lagi. ”Terasa malaikat mencabut (nyawa, red) dari kaki kanan saya,” tambahnya. Di saat itu ia sempat diajarkan oleh pamannya kalimat thoyibah. ”Saat di ujung napas, saya berzikir,” ujarnya. ”Sungguh sakitnya, Pak, Bu,” ulangnya di hadapan lebih dari 300 alumni ESQ Pekanbaru.

Diungkapkan, ketika ruhnya telah tercabut dari jasad, ia menyaksikan di sekelilingnya ada dokter, pamannya dan ia juga melihat jasadnya yang terbujur. Setelah itu datang dua malaikat serba putih mengucapkan Assalaimualaikum kepada ruh Aslina. ”Malaikat itu besar, kalau memanggil, jantung rasanya mau copot, gemetar,” ujar Aslina mencerita pengalaman matinya. Lalu malaikat itu bertanya: ‘’siapa Tuhanmu, apa agamamu, dimana kiblatmu dan siapa nama orangtuamu.” Ruh Aslina menjawab semua pertanyaan itu dengan lancar. Lalu ia dibawa ke alam barzah. ”Tak ada teman kecuali amal,” tambah Aslina yang Ahad malam itu berpakaian serba hijau.

Seperti pengakuan pamannya, Aslina bukan seorang pendakwah, tapi malam itu ia tampil memberikan kesaksian bagaikan seorang muballighah. Di alam barzah ia melihat seseorang ditemani oleh sosok yang mukanya berkudis,badan berbulu dan mengeluarkan bau busuk. Mungkin sosok itulah adalah amal buruk dari orang tersebut.

Aslina melanjutkan. ”Bapak, Ibu, ingatlah mati,” sekali lagi ia mengajak hadirin untuk bertaubat dan beramal sebelum ajal menjemput. Di alam barzah, ia melanjutkan kesaksiannya, ruh Aslina dipimpin oleh dua orang malaikat. Saat itu ia ingin sekali berjumpa dengan ayahnya. Lalu ia memanggil malaikat itu dengan ”Ayah”. ”Wahai ayah bisakah saya bertemu dengan ayah saya,” tanyanya. Lalu muncullah satu sosok. Ruh Aslina tak mengenal sosok yang berusia antara 17-20 tahun itu. Sebab ayahnya meninggal saat berusia 65 tahun. Ternyata memang benar, sosok muda itu adalah ayahnya. Ruh Aslina mengucapkan salam ke ayahnya dan berkata: ”Wahai ayah, janji saya telah sampai.” Mendengar itu ayah saya saya menangis. Lalu ayahnya berkata kepada Aslina. ”Pulanglah ke rumah, kasihan adik-adikmu. ” ruh Aslina pun menjawab. ”Saya tak bisa pulang, karena janji telah sampai”.

Usai menceritakan dialog itu, Aslina mengingatkan kembali kepada hadirin bahwa alam barzah dan akhirat itu benar-benar ada. ”Alam barzah, akhirat, surga dan neraka itu betul ada. Akhirat adalah kekal,” ujarnya bak seorang pendakwah.

Setelah dialog antara ruh Aslina dan ayahnya. Ayahnya tersebut menunduk. Lalu dua malaikat memimpinnya kembali, ia bertemu dengan perempuan yang beramal shaleh yang mukanya bercahaya dan wangi. Lalu ruh Aslina dibawa kursi yang empuk dan didudukkan di kursi tersebut, disebelahnya terdapat seorang perempuan yang menutup aurat, wajahnya cantik. Ruh Aslina bertanya kepada perempuan itu. ”Siapa kamu?” lalu perempuan itu menjawab.”Akulah (amal) kamu.”

Selanjutnya ia dibawa bersama dua malaikat dan amalnya berjalan menelurusi lorong waktu melihat penderitaan manusia yang disiksa. Di sana ia melihat seorang laki-laki yang memikul besi seberat 500 ton, tangannya dirantai ke bahu, pakaiannya koyak-koyak dan baunya menjijikkan. Ruh Aslina bertanya kepada amalnya.”Siapa manusia ini?” Amal Aslina menjawab orang tersebut ketika hidupnya suka membunuh orang.

Lalu dilihatnya orang yang yang kulit dan dagingnya lepas. Ruh Aslina bertanya lagi ke amalnya tentang orang tersebut. Amalnya mengatakan bahwa manusia tersebut tidak pernah shalat. Selanjutnya tampak pula oleh ruh Aslina manusia yang dihujamkan besi ke tubuhnya. Ternyata orang itu adalah manusia yang suka berzina. Tampak juga orang saling bunuh, manusia itu ketika hidup suka bertengkar dan mengancam orang lain.

Dilihatkan juga pada ruh Aslina, orang yang ditusuk dengan 80 tusukan, setiap tusukan terdapat 80 mata pisau yang tembus ke dadanya, lalu berlumuran darah, orang tersebut menjerit dan tidak ada yang menolongnya. Ruh Aslina bertanya pada amalnya. Dan dijawab orang tersebut adalah orang juga suka membunuh. Ada pula orang yang dihempaskan ke tanah lalu dibunuh. Orang tersebut adalah anak yang durhaka dan tidak mau memelihara orang tuanya ketika di dunia.

Perjalanan menelusuri lorong waktu terus berlanjut. Sampailah ruh Aslina di malam yang gelap, kelam dan sangat pekat sehingga dua malaikat dan amalnya yang ada disisinya tak tampak. Tiba-tiba muncul suara orang mengucap : Subnallah, Alhamdulillah dan Allahu Akbar. Tiba-tiba ada yang mengalungkan sesuatu di lehernya. Kalungan itu ternyata tasbih yang memiliki biji 99 butir.

Perjalanan berlanjut. Ia nampak tepak tembaga yang sisi-sisinya mengeluarkan cahaya, di belakang tepak itu terdapat gambar Ka’bah. Di dalam tepak terdapat batangan emas. Ruh Aslina bertanya pada amalnya tentang tepak itu. Amalnya menjawab tepak tersebut adalah husnul khatimah. (Husnul khatimah secara literlek berarti akhir yang baik. Yakni keadaan dimana manusia pada akhir hayatnya dalam keadaan (berbuat) baik, red).

Selanjutnya ruh Aslina mendengarkan azan seperti azan di Mekkah. Ia pun mengatakan kepada amalnya. ”Saya mau shalat.” Lalu dua malaikat yang memimpinnya melepaskan tangan ruh Aslina. ”Saya pun bertayamum, saya shalat seperti orang-orang di dunia shalat,” ungkap Aslina. Selanjutnya ia kembali dipimpin untuk melihat Masjid Nabawi. Lalu diperlihatkan pula kepada ruh Aslina, makam Nabi Muhammad SAW. Dimakam tersebut batangan-batangan emas di dalam tepak ”husnul khatimah” itu mengeluarkan cahaya terang. Berikutnya ia melihat cahaya seperti matahari tapi agak kecil. Cahaya itu pun bicara kepada ruh Aslina. ”Tolong kau sampaikan kepada umat, untuk bersujud di hadapan Allah.”

Selanjutnya ruh Aslina menyaksikan miliaran manusia dari berbagai abad berkumpul di satu lapangan yang sangat luas. Ruh Aslina hanya berjarak sekitar lima meter dari kumpulan manusia itu. Kumpulan manusia itu berkata. ”Cepatlah kiamat, aku tak tahan lagi di sini Ya Allah.” Manusia-manusia itu juga memohon. ”Tolong kembalikan aku ke dunia, aku mau beramal.”

Begitulah di antara cerita Aslina terhadap apa yang dilihat ruhnya saat ia mati suri. Dalam kesaksiaannya ia senantiasa mengajak hadirin yang datang pada pertemuan alumni ESQ itu untuk bertaubat dan beramal shaleh serta tidak melanggar aturan Allah. Setelah kesaksian Aslina, instruktur Pelatihan ESQ Legisan Sugimin yang telah mendapat lisensi dari Ary Ginanjar (pengarang buku sekaligus penemu metode Pelatihan ESQ) menjelaskan bahwa fenomena mati suri dan apa yang disaksikan oleh orang yang mati suri pernah diteliti ilmuan Barat. Legisan mengemukakan pula, mungkin di antara alumni ESQ yang hadir pada Ahad (24/9) malam itu ada yang tidak percaya atau ragu terhadap kesaksian Aslina. Tapi yang jelas, lanjutnya, rata-rata orang yang mati suri merasakan dan melihat hal yang hampir sama.

”Apa yang disampaikan Aslina, mungkin bukti yang ditunjukkan Allah kepada kita semua,” ujarnya. Legisan menjelaskan penelitian oleh Dr Raymond A Moody Jr tentang mati suri. Raymond mengemukakan orang mati suri itu dibawa masuk ke lorong waktu, di sana ia melihat rekaman seluruh apa yang telah ia lakukan selama hidupnya. Dan diakhir pengakuan orang mati suri itu berkata: ”Dan aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya.”

Menanggapi kesaksian Aslina yang melihat orang-orang berteriak ingin dikembalikan ke dunia dan ingin beramal serta penelitian Raymond yang menyebutkan ”aku ingin agar aku dapat kembali dan membatalkan semuanya,” Legisan mengutip ayat Al-Quran Surat Al-Mu’muninun (23) ayat 99-100:

Hingga apabila datang kematian kepada seseorang dari mereka, dia berkata:”Ya, Tuhanku kembalikanlah aku (ke dunia).”(99) . Agar aku berbuat amal yang saleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak. Sesungguhnya itu adalah perkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan.(100).

Sebagai penguat dalil agar manusia bertaubat, dikutipkan juga Quran Surat Az-Zumar ayat 39: ”Dan kembalilah kamu kepada Tuhan-Mu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).”

Usai pertemuan alumni itu, Aslina meminta nasehat dari Legisan. Intruktur ESQ itu menyarankan agar Aslina senatiasa berdakwah dan menyampaikan kesaksiaannya saat mati suri kepada masyarakat agar mereka bertaubat dan senantiasa mentaati perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Setelah acara, banyak di antara alumni yang bersimpati dan ingin membantu pengobatan sakit gondoknya. Para hadirinpun menyempat diri untuk berfoto bersama Aslina.

Semoga pembaca dapat mengambil pelajaran dari kesaksiaan tersebut.

NB : Bagikan cerita ini kepada semua orang, agar mereka mendapat hikmahnya dari cerita ini. Ternyata hidup ini hanya sementara, dan hanya amal serta hati yang bersih yang menuntun kita menuju jalan kehadapan Ilahi

Minggu, Agustus 08, 2010

Kontroversi Blackberry, Indonesia Perlukah Ikut-ikutan Blokir??


Kontroversi Blackberry, Indonesia Perlukah Ikut-ikutan Blokir??



Hari ini, Jumat, 6 Agustus 2010 Arab Saudi sudah bulat akan memblokir blackberry di negaranya. Demi keamanan negara katanya. Uni Emirat arab, India dan negara-negara lain sedang mengkaji apakah benar2 perlu diblokir. Dan katanya lagi sesegera mungkin juga akan melakukan hal yang sama. Waah, …Ada apa sih..??

Blackberry sebagai smartphone punya layanan sejumlah fitur seperti surat elektronik (e-mail), penelusuran jejaring (web browsing), serta layanan roaming on messenger. Layanan roaming on messenger memungkinkan pengguna telepon seluler negara mana pun bisa mengakses operator layanan domestik saat tengah berada di negara itu. Inilah yang dikhawatirkan negara-negara tersebut. Informasi dari pengguna Balckberry, maka secara otomatis akan terkirim dan tersimpan di server perusahaan Balckberry (RIM) di Kanada. Waduh, gimana nanti soal informasi-informasi yang membahayakan namun negara dimana pengguna blackberry itu berada tidak bisa mengakses atau menyadap informasi untuk kepentingan negara..”??

Keputusan arab saudi, Uni emirat arab saya fikir juga beralasan. Mungkin mereka tidak mau kecolongan yang mengakibatkan dampak negatif yang terlalu besar bagi negaranya. Dan barangkali ini juga bagian dari tindakan preventif pemerintahnya. Agar isu saat aksi terorisme di Mumbai belum lama benar2 tidak terjadi lagi, terutama untuk keamanan warganya.

Nah, kita bicara soal Indonesia sekarang. Denger2 sih tidak akan memblokir fitur layanan Balckberry. tapi waallahu alam. User blackberry yang baru sekitar 1 jutaan user, memang belum terlalu signifikan jika perlu ikut2an memblokir. Selama ini belum ada isu kriminal yang memanfaatkan balckberry sebagai tools kejahatannya. Tapi, apa tidak sebaiknya Indonesia juga perlu memberikan sinyal yang tegas kepada RIM sebagai perusahaan Balckberry untuk menjamin agar layanan ini aman digunakan di Indonesia dan tidak mengancam keamanan negara. Juga kan, ada baiknya pula, jika Indonesia yang tidak mau memblokir balckberry, akan memberikan image positif dari RIM untuk tetap menjadikan Indonesia sebagai pasar yang kondusif atas produk-produknya. Tapi, pada dasarnya bukan itu yang semata-mata yang diinginkan. Yang penting barangkali adalah Indonesia tetap bisa menjaga hak setiap warga negaranya untuk mengakses informasi secara bebas tapi santun. Kepentingannya adalah arus informasi yang baik di Indonesia juga akan memberikan dampak positif bagi perkembangan bangsa.

Nah, dengan user masing kurang lebih 1 jutaan. Kemudian, belum ada track record buruk kriminal memanfaatkan layanan blackberry. Dan masih perlunya Indonesia semakin hari semakin bisa matang dalam memanfaatkan arus informasi untuk kepentingan nasional. Perlukan Indonesia memblokir juga..??? Jawabku, tidak untuk jangka Pendek. Tapi jangka panjang apabila RIM benar2 tidak merespon sinyal pemerintah, maka mau buat apa lagi. BLOKIR SAJALAH.

Kamis, Juli 08, 2010

Jumat, Juni 11, 2010

Ga Dapet Siaran Langsung Word Cup Liat Disini...

South Africa VS Mexico... 1st Half score 0-0

Lihat disini :...

Word Cup South Africa 2010

Minggu, Juni 06, 2010

Marketing Mix - 4P's (2)

The Marketing Mix and 4 Ps

Understanding how to position your market offering

What is marketing? The definition that many marketers learn as they start out in the industry is:

Putting the right product in the right place, at the right price, at the right time.

It's simple! You just need to create a product that a particularly group of people want, put it on sale some place that those same people visit regularly, and price it at a level which matches the value they feel they get out of it; and do all that at a time they want to buy. Then you've got it made!

There's a lot of truth in this idea. However, a lot of hard work needs to go into finding out what customers want, and identifying where they do their shopping. Then you need to figure out how to produce the item at a price that represents value to them, and get it all to come together at the critical time.

But if you get just one element wrong, it can spell disaster. You could be left promoting a car with amazing fuel-economy in a country where fuel is very cheap; or publishing a textbook after the start of the new school year, or selling an item at a price that's too high – or too low – to attract the people you're targeting.

The marketing mix is a good place to start when you are thinking through your plans for a product or service, and it helps you avoid these kinds of mistake.

Understanding the Tool

The marketing mix and the 4 Ps of marketing are often used as synonyms for each other. In fact, they are not necessarily the same thing.

"Marketing mix" is a general phrase used to describe the different kinds of choices organizations have to make in the whole process of bringing a product or service to market. The 4 Ps is one way - probably the best-known way - of defining the marketing mix, and was first expressed in 1960 by E J McCarthy.

The 4Ps are:

  • Product (or Service)
  • Place
  • Price
  • Promotion

A good way to understand the 4 Ps is by the questions that you need to ask to define you marketing mix. Here are some questions that will help you understand and define each of the four elements:

Product/Service

  • What does the customer want from the product/service? What needs does it satisfy?
  • What features does it have to meet these needs?
    • Are there any features you've missed out?
    • Are you including costly features that the customer won't actually use?
  • How and where will the customer use it?
  • What does it look like? How will customers experience it?
  • What size(s), color(s), and so on, should it be?
  • What is it to be called?
  • How is it branded?
  • How is it differentiated versus your competitors?
  • What is the most it can cost to provide, and still be sold sufficiently profitably? (See also Price, below).

Place

  • Where do buyers look for your product or service?
  • If they look in a store, what kind? A specialist boutique or in a supermarket, or both? Or online? Or direct, via a catalogue?
  • How can you access the right distribution channels?
  • Do you need to use a sales force? Or attend trade fairs? Or make online submissions? Or send samples to catalogue companies?
  • What do you competitors do, and how can you learn from that and/or differentiate?

Price

  • What is the value of the product or service to the buyer?
  • Are there established price points for products or services in this area?
  • Is the customer price sensitive? Will a small decrease in price gain you extra market share? Or will a small increase be indiscernible, and so gain you extra profit margin?
  • What discounts should be offered to trade customers, or to other specific segments of your market?
  • How will your price compare with your competitors?

Promotion

  • Where and when can you get across your marketing messages to your target market?
  • Will you reach your audience by advertising in the press, or on TV, or radio, or on billboards? By using direct marketing mailshot? Through PR? On the Internet?
  • When is the best time to promote? Is there seasonality in the market? Are there any wider environmental issues that suggest or dictate the timing of your market launch, or the timing of subsequent promotions?
  • How do your competitors do their promotions? And how does that influence your choice of promotional activity?

The 4Ps model is just one of many marketing mix lists that have been developed over the years. And, whilst the questions we have listed above are key, they are just a subset of the detailed probing that may be required to optimize your marketing mix.

Amongst the other marketing mix models have been developed over the years is Boom and Bitner's 7Ps, sometimes called the extended marketing mix, which include the first 4 Ps, plus people, processes and physical layout decisions.

Another marketing mix approach is Lauterborn's 4Cs, which presents the elements of the marketing mix from the buyer's, rather than the seller's, perspective. It is made up of Customer needs and wants (the equivalent of product), Cost (price), Convenience (place) and Communication (promotion). In this article, we focus on the 4Ps model as it is the most well-recognized, and contains the core elements of a good marketing mix.

Using the 4Ps Marketing Mix Model

The marketing mix model can be used to help you decide how to take a new offer to market. It can also be used to test your existing marketing strategy. Whether you are considering a new or existing offer, follow the steps below help you define and improve your marketing mix.

  1. Start by identifying the product or service that you want to analyze.

  2. Now go through and answers the 4Ps questions - as defined in detail above.

  3. Try asking "why" and "what if" questions too, to challenge your offer. For example, ask why your target audience needs a particular feature. What if you drop your price by 5%? What if you offer more colors? Why sell through wholesalers rather than direct channels? What if you improve PR rather than rely on TV advertising?

Tip:
Check through your answers to make sure they are based on sound knowledge and facts. If there are doubts about your assumptions, identify any market research, or facts and figures that you may need to gather.

  1. Once you have a well-defined marketing mix, try "testing" the overall offer from the customer's perspective, by asking customer focused questions:
    1. Does it meet their needs? (product)
    2. Will they find it where they shop? (place)
    3. Will they consider it's priced favorably? (price)
    4. And will the marketing communications reach them? (promotion)

  2. Keep on asking questions and making changes to your mix until you are satisfied that you have optimized your marketing mix, given the information and facts and figures you have available.

  3. Review you marketing mix regularly, as some elements will need to change as the product or service, and its market, grow, mature and adapt in an ever-changing competitive environment.

Key points:

The marketing mix helps you define the marketing elements for successfully positioning your market offer.

One of the best known models is the Four Ps, which helps you define your marketing options in terms of product, place, price and promotion. Use the model when you are planning a new venture, or evaluating an existing offer, to optimize the impact with your target market.

Marketing Mix - 4P's

Marketing decisions generally fall into the following four controllable categories:
  • Product
  • Price
  • Place (distribution)
  • Promotion

The term "marketing mix" became popularized after Neil H. Borden published his 1964 article, The Concept of the Marketing Mix. Borden began using the term in his teaching in the late 1940's after James Culliton had described the marketing manager as a "mixer of ingredients". The ingredients in Borden's marketing mix included product planning, pricing, branding, distribution channels, personal selling, advertising, promotions, packaging, display, servicing, physical handling, and fact finding and analysis. E. Jerome McCarthy later grouped these ingredients into the four categories that today are known as the 4 P's of marketing, depicted below:

The Marketing Mix

The Marketing Mix


These four P's are the parameters that the marketing manager can control, subject to the internal and external constraints of the marketing environment. The goal is to make decisions that center the four P's on the customers in the target market in order to create perceived value and generate a positive response.

Product Decisions

The term "product" refers to tangible, physical products as well as services. Here are some examples of the product decisions to be made:

  • Brand name
  • Functionality
  • Styling
  • Quality
  • Safety
  • Packaging
  • Repairs and Support
  • Warranty
  • Accessories and services

Price Decisions

Some examples of pricing decisions to be made include:

  • Pricing strategy (skim, penetration, etc.)
  • Suggested retail price
  • Volume discounts and wholesale pricing
  • Cash and early payment discounts
  • Seasonal pricing
  • Bundling
  • Price flexibility
  • Price discrimination

Distribution (Place) Decisions

Distribution is about getting the products to the customer. Some examples of distribution decisions include:

  • Distribution channels
  • Market coverage (inclusive, selective, or exclusive distribution)
  • Specific channel members
  • Inventory management
  • Warehousing
  • Distribution centers
  • Order processing
  • Transportation
  • Reverse logistics

Promotion Decisions

In the context of the marketing mix, promotion represents the various aspects of marketing communication, that is, the communication of information about the product with the goal of generating a positive customer response. Marketing communication decisions include:

  • Promotional strategy (push, pull, etc.)
  • Advertising
  • Personal selling & sales force
  • Sales promotions
  • Public relations & publicity
  • Marketing communications budget

Limitations of the Marketing Mix Framework

The marketing mix framework was particularly useful in the early days of the marketing concept when physical products represented a larger portion of the economy. Today, with marketing more integrated into organizations and with a wider variety of products and markets, some authors have attempted to extend its usefulness by proposing a fifth P, such as packaging, people, process, etc. Today however, the marketing mix most commonly remains based on the 4 P's. Despite its limitations and perhaps because of its simplicity, the use of this framework remains strong and many marketing textbooks have been organized around it.

Product Manager - Delegate Tactical Responsibilities

Delegate tactical responsibilities

If you want to be a bad product manager, do everything yourself. You’re the product manager, after all, so you should be the final authority on everything related to the product. You should be the one answering questions from salespeople, drafting press releases for marketing, defining all of the processes for suppliers, and poring over every detail with engineering. Sure it takes a lot of your time, but that’s what a product manager should be spending time on. What other more important things are there to do?

If you want to be a good product manager, delegate tactical activities to allow you to spend time on the strategic aspects of the job. Effective product managers pass on product knowledge and responsibility for tactical decision-making as much as possible to others on the product development team. By leveraging the rest of the team, the product manager can focus on the strategic role of product management.

It is difficult for many product managers — especially new product managers — to effectively balance the strategic and tactical priorities of product management. With so many competing priorities, the minutia and day-to-day tends to take over. To extend a common metaphor, it’s not just that product managers sometimes focus on the trees instead of the forest — they go so far as to end up focusing on a specific piece of bark.

While it is easy to say that product managers should be more strategic and less tactical (see Spend your time in the right places, for example), actually accomplishing that is a significant challenge. Pragmatic Marketing recently released the free ebook “The Strategic Role of Product Management,” by Steve Johnson, which describes why product management is a strategic role and why product managers need to think and act strategically. Buried in the “Final thoughts” section is this beautiful nugget of wisdom (emphasis added):

Product management is a strategic role. Yet as experts in the product and the market, product managers are often pulled into tactical activities. Developers want product managers to prioritize requirements; marketing people want product managers to write copy; sales people want product managers for demo after demo. Product managers are so busy supporting the other departments they have no time remaining for actual product management. But just because the product manager is an expert in the product doesn’t mean no one else needs product expertise.

Product managers should take heed of this last sentence. Think about all of the tactical activities in which you engage — documenting details, answering questions, describing functionality, responding to feedback, tracking down responses, and the like. How much of your time is taken up by these activities? Why are you engaged in them? Is it because

  1. you are the only person in the company who knows how?
  2. everyone else is busy and you are the only one who has free time?
  3. they are so important that they must be done by you and only you?

The answer to these questions is probably an emphatic NO in most cases. The real reason that product managers are engaged in these activities is because they have done them in the past, so others assume they will do them in the future. Every time a product manager writes copy for marketing, or conducts a demo for sales, or investigates some technical issues for development, the product manager creates the expectation that he or she will do that in the future. Obviously, there are some occasions where this may be appropriate, However, the vast majority of the time, the product manager can and should be giving the necessary direction, context, and guidance to allow other people to accomplish these tasks themselves.

Most product managers do not have staff reporting to them, so it is not necessarily as easy as delegating tasks to a direct report. Instead, product managers need to leverage others and teach them to be self-sufficient. This is not to say that product managers should ignore requests or haphazardly push off their responsibilities, of course. Instead, product managers should look to make those around them more effective by providing them with the tools, information, or resources they need.

Every time you as a product manager are presented with a task, ask yourself these questions:

  • Is this helping to advance the product strategy?
  • Does this support one of the high-level goals for my product?
  • Is there anyone else within the company besides me who can accomplish this task (e.g. answer this question, investigate this problem)?
  • Is this something that has come up before or is likely to come up again?
  • Is this a valuable use of my time?

It’s never easy saying “no,” though it may be easier to look at it this way — every time a product manager says “yes” to something that is tactical and routine, they are saying “no” to something that is forward-looking and strategic. Which would you feel more comfortable telling your boss — or the CEO — that you said “no” to?

So what do you do with the tactical activities — those requests for copy writing, operational meetings, responses to customers, and discussions of detailed product minutia? Ask yourself — and others — whether they are really necessary, or at least whether it is really necessary for you to be included. Going back to the three questions posed earlier, look at why you are engaged in tactical activities:

  1. If you are the only one who knows some vital piece of information, figure out some way to rectify that. Document it, communicate it, teach it to others, pick someone to transfer knowledge — find some way to make sure that someone else has the information. Beyond just providing better use of your time, this can be vital for business continuity and succession planning.
  2. If everyone else is claiming to be busy and is offloading responsibilities, the same can be doubly true for a product manager. Help create ways for people to answer questions or streamline tasks on their own, rather than passing on their additional work for you.
  3. If there really are activities that appear to be vital enough to be performed by you and only by you, analyze those activities closely. Some may seem critical at first glance, though upon review you may notice that they are not as important as originally thought. Also, other people may be turning to you because they think you want to be involved, or because they think you would be offended if you were not consulted. Just because someone else thinks a task is crucial enough that it must only be done by you does not mean that you have to agree with them.

Lastly, if you are involved in these activities only because you have always been — well, then make it a resolution to stop today! The more product managers can think about their role as being strategic and market-focused, the more they can add value to the organization and to customers. Effective product managers help create more product expertise within the company. This gives the product manager as much time as possible to focus on the reason the company created the position — to add value by creating and improving market-focused products.

Note: This post is part of a Pragmatic Marketing’s BlogFest. Other posts as part of previous BlogFests include:

Product Manager - Role & Responsibilites

The Product Manager represents the Product Owner and the End-User/Customer – they are responsible for defining and scheduling the delivery of high quality output in line with business requirements and priorities.

The Product Manager and the Product Owner define the ‘What’, The Scrum Team define the ‘How’ and they work together to agree the ‘When’.

The Product Manager is on hand during the course of the Sprint for questions and confirmation of progress in the ‘right direction’. For example, the Scrum Team may approach the Product Manager mid-Sprint with an “is this what you were after” or “I could either do this or that… which would you prefer?”

The Product Manager works with Stakeholders and the Product Owner to set Product Strategy and will often be responsible for managing the Product P&L – they seek to identify and define the highest value deliverables Just In Time for each Sprint Planning Session.

The Product Manager tracks progress across sprints in the form of a Release Plan, Release Burndown and/or Agile Epic Board to ensure that delivery stays on track and remains alligned with the overall programme/business strategy and objectives.

It’s important to note that this role will vary slightly different from one organisation to another. The main contentious issue seems to be whether it falls to the Product Owner or the Product Manager to own the communication of new product requirements to the team.

Best practice dictates that this communication should be owned by the Product Owner. With that said, as the number of Product Owners increases, it can become less efficient to run things this way.

In order to keep planning sessions to a minimum and to reduce the points of contact for the Team, a Product Manager may become empowered to take responsibility for more of the direct communication. In order to ensure the Product Owner has buy-in and remains in the loop, they attend the Sprint Review sessions and or Daily Scrum plus other sessions where appropriate. It’s not ideal to have this extra degree of separation but it does seem to work alright nevertheless.

Key Responsibilities of the Product Manager (Scrum Meetings):

Pre-Requirements Workshop (and Ongoing)

  • Meet with business stakeholders to discuss, define and capture requirements – User Research
  • Consider Market conditions – Market Research e.g. SWOT analysis , Marketing Mix - Product, Price, Promotion, Place
  • Manage the Product Management documentation- Product Backlog(s), Release Plan(s), Product Roadmap(s), Release Notes and any other Requirements-level notes/sketches
  • Communicate and capture requirements in a way that people can understand them e.g. Themes, Epics,User Stories, Test Cases, UI sketches, Conditions of Satisfaction etc.

Requirements Workshop

  • Presentation of new user stories/requirements (this may also be done by the Product Owner)
  • Document feedback from the development team (e.g. viability of stories and top-level effort estimates)
  • Re-prioritise, expand and more clearly define the product backlog
  • Add/remove user stories and conditions of satisfaction as necessary

Planning Poker

  • Introduction of user stories and agreed conditions of satisfaction to the development team
  • Document level of effort estimated to deliver each user story – use these to drive prioritisation and release planning

Post-Planning Poker

Sprint Planning

  • Present the highest priority User Stories – and suggest the proposed scope of iteration (this may be done by the Product Owner)
  • Negotiate top-level Sprint scope and ensure that requirements are fully understood
  • Agree Sprint Objectives with development team – this is a collaborative process
  • Remain on hand for questioning whilst the Scrum Team defines their Sprint Delivery Strategy (if required)

Post-Sprint Planning

  • Update release plan further to the meeting and ensure that the Product Owner (and Key Stakeholders where appropriate) are aware of the Sprint scope

Daily Scrum

  • May attend the Daily Scrum to receive update on Sprint progress, but is not allowed to actively contribute – they are an observer
  • May be alerted to impediments, that they can help to clear

Sprint Review

  • Circulates Sprint Review invitation to relevant key stakeholders
  • Receives a presentation of the work completed during the course of the sprint
  • The Product Manager and Product Owner(s) decides whether the Sprint Objectives have been achieved (or not).

Post-Sprint Review

  • Define, schedule and monitor progress against a top-level product Release Plan, Release Burndown and/or Agile Epic Board

Sprint Retrospective

  • The Product Manager is an optional attendee to this session, however I recommend they attend so to promote transparency, trust and collaboration between them and the Scrum Team
  • The focus of this session is to review what went well in the previous sprint, what didn’t go so well and what the team can/will do together and individually in order to improve performance in the next sprint.

Product Manager (1)

Oftentimes our clients ask us if we have sample Product Manager job descriptions for use in hiring or defining job roles and responsibilities. We've put together these feel free to modify the samples and use them for recruiting purposes.

Product Manager Job Description Sample #1 (Primarily inbound)

Job Description
The Product Manager is responsible for the product planning and execution throughout the product lifecycle, including: gathering and prioritizing product and customer requirements, defining the product vision, and working closely with engineering, sales, marketing and support to ensure revenue and customer satisfaction goals are met. The Product Manager's job also includes ensuring that the product supports the company's overall strategy and goals.

The Product Manager is expected to:

  1. Define the product strategy and roadmap
  2. Deliver MRDs and PRDs with prioritized features and corresponding justification
  3. Work with external third parties to assess partnerships and licensing opportunities
  4. Run beta and pilot programs with early-stage products and samples
  5. Be an expert with respect to the competition
  6. Act as a leader within the company

Required experience and knowledge

  1. Minimum of N years experience as a Product Manager
  2. Demonstrated success defining and launching excellent products
  3. N+ years of experience in a job in the XXX market
  4. Excellent written and verbal communication skills
  5. Bachelor's degree (MBA preferred)
  6. Technical background, with experience in XXX
  7. Excellent teamwork skills
  8. Proven ability to influence cross-functional teams without formal authority
  9. Must be able to travel XX% of the time
  10. Examples and at least one sample of an effective document delivered in the past

Product Manager Job Description Sample #2 (inbound and outbound)

Job Description
The Product Manager is responsible for both product planning and product marketing. This includes managing the product throughout the product lifecycle, gathering and prioritizing product and customer requirements, defining the product vision, and working closely with engineering, tod deliver winning products. It also includes working with sales, marketing and support to ensure revenue and customer satisfaction goals are met. The Product Manager's job also includes ensuring that the product and marketing efforts support the company's overall strategy and goals.

The Product Manager is expected to:

  1. Define the product strategy and roadmap
  2. Deliver MRDs and PRDs with prioritized features and corresponding justification
  3. Work with external third parties to assess partnerships and licensing opportunities
  4. Be an expert with respect to the competition
  5. Develop the core positioning and messaging for the product
  6. Perform product demos to customers
  7. Set pricing to meet revenue and profitability goals
  8. Deliver a monthly revenue forecast
  9. Develop sales tools and collateral
  10. Propose an overall budget to ensure success
  11. Brief and train the sales force at quarterly sales meetings
  12. Brief press and analysts and go on press tours
  13. Act as a leader within the company

Required experience and knowledge

  1. Minimum of N years experience as a Product Manager or Product Marketing Manager
  2. Demonstrated success defining and launching excellent products
  3. N+ years of experience in a job in the XXX market
  4. Excellent written and verbal communication skills
  5. Bachelor's degree (MBA preferred)
  6. Technical background, with experience in XXX
  7. Excellent teamwork skills
  8. Proven ability to influence cross-functional teams without formal authority
  9. Must be able to travel XX% of the time
  10. Examples and at least one sample of an effective document delivered in the past

Menyikapi Perbedaan Pendapat Menurut Islam

“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat, (QS al-Hujurat [49]: 10).

Islam berasal dari kata salima yuslimu, yang berarti tunduk atau patuh. Menurut bahasa Arab, pecahan kata Islam mengandung pengertian “islamul wajh” (ikhlas menyerahkan diri kepada Allah QS an-Nisa’ [4]: 125), aslama (tunduk secara total kepada Allah QS Ali Imran [3]: 83), salaamah atau saliim (suci dan bersih QS asy-Syu’ara’ [26]: 89), salaam (selamat sejahtera QS al-An’am [6]: 54), dan silm (tenang dan damai QS Muhammad [47]: 35).

Dari berbagai makna Islam yang salah satu maknanya adalah keselamatan, maka dapat disimpulkan bahwa agama Islam adalah agama yang mengajak penganutnya kepada kedamaian, persaudaraan, kasih sayang, persatuan, toleransi, dan saling menghargai satu sama lain. Hal ini ditegaskan dalam firman Allah Swt, “Dan tiadalah Kami mengutus mu (Wahai Muhammad) melainkan sebagai rahmatan lil-alamin, pengasih bagi alam semesta,” (Q.S. Al-Anbiya’ [21]: 107)

Karena itu, Islam sangat mengecam sikap permusuhan, otoriter, congkak, perpecahan, mau menang sendiri, dan melecehkan pihak lain. Firman-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik,” (QS al-Hujurat [49]: 11).

Jangankan menyakiti fisik, berkata jelek terhadap saudara seiman, seperti membicarakan kejelekan orang atau ghibah, disamakan dengan makan daging saudara sendiri. “Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka, karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya,” (QS al-Hujurat [49]: 12).

Selain itu, Islam mengajak umatnya untuk bersatu (QS Ali Imran [3]: 103) dan melarang bercerai-berai (QS Ali Imran [3]: 105) karena sesungguhnya kaum beriman adalah bersaudara. “Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat, (QS al-Hujurat [49]: 10).

Hubungan Antar Muslim
Hubungan Muslim dengan Muslim lainnya digambarkan Rasulullah Saw bak satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit maka anggota tubuh yang lain pun ikut sakit. Dalam hadits Qudsi dikatakan bahwa tidak beriman seseorang sebelum ia menginginkan agar yang baik terjadi pada saudaranya sebagaimana ia menghendaki demikian untuk dirinya. “Cinta-Ku akan Kuberikan kepada orang-orang yang saling mengunjungi karena-Ku. CintaKu akan Ku-berikan kepada orang-orang yang saling mencintai karenaKu. Cinta-Ku akan Ku-berikan kepada orang-orang yang saling berkorban untuk yang lainnya karena-Ku. Dan cinta-Ku akan Ku-berikan kepada orang-orang yang saling tolong menolong karena-Ku.”

Seorang Muslim dilarang menyakiti Muslim lainnya. Dilarang memukulnya. Dilarang membunuhnya. Dilarang mengganggunya. Dilarang memfitnahnya. Dilarang menuduhnya. Dilarang membencinya. Dilarang memeranginya. Dilarang berkata jelek terhadapnya. Dilarang berbuat jahat. Dilarang berkata bohong. Dilarang mencari kesalahan orang lain, dan dilarang mencercanya.

Maka siapa pun yang melakukan demikian, sebagaimana sabda Rasul saw, mendapat kutukan Allah Swt. “Kehormatan Muslim itu satu. Seseorang harus membela kehormatan saudaranya. Maka barang siapa yang mencemarkan kehormatan seorang Muslim Allah mengutuknya. Demikian pula para malaikat dan semua manusia. Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amalnya di hari kiamat.”

Karena itu seorang Muslim harus ber-husnuz-zhan, berprasangka baik terhadap sesama Muslim lainnya. Ia sekali-kali tidak boleh berprasangka buruk atau suuz zhan, karena prasangka buruk dapat merusak hubungan baik dan menimbulkan bencana. Bukan hanya prasangka buruk, bahkan seorang Muslim tidak boleh menilai orang lain atas dasar prasangka dan dugaan semata. la harus mencari tahu keadaan yang sebenarnya. Dan tidak boleh mengikuti prasangkanya atau kata orang lain sebelum tahu persis persoalannya.

Hal ini ditegaskan Allah dalam firman-Nya yang menyamakan perbuatan ghibah dengan memakan daging saudara sendiri (QS al-Hujurat [49]: 12). Dalam ayat lain Allah Swt menyatakan agar kaum mukmin menjauhi prasangka karena prasangka tidak berguna mencapai kebenaran. “Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan. (Q.S. Yunus [10]: 36).

Perbedaan Pendapat (khilafiah)
Dalam tradisi ulama Islam, perbedaan pendapat bukanlah hal yang baru, apalagi dapat dianggap tabu. Tidak terhitung jumlahnya kitab-kitab yang ditulis ulama Islam yang disusun khusus untuk merangkum, mengkaji, membandingkan, kemudian mendiskusikan berbagai pandangan yang berbeda-beda dengan argumentasinya masing-masing.

Yang menarik, dalam mengemukakan berbagai pendapatnya, ulama-ulama Islam, terutama yang diakui secara luas keilmuannya, mampu menunjukkan kedewasaan sikap, toleransi, dan objektivitas yang tinggi. Mereka tetap mendudukkan pendapat mereka di bawah Al Qur’an dan Hadits, tidak memaksakan pendapat, dan selalu siap menerima kebenaran dari siapa pun datangnya. Dapat dikatakan, mereka telah menganut prinsip relativitas pengetahuan manusia. Sebab, kebenaran mutlak hanya milik Allah subhanahu wata’ala. Mereka tidak pernah memposisikan pendapat mereka sebagai yang paling absah sehingga wajib untuk diikuti.

Dalam kerangka yang sama, Imam Ahmad bin Hambal pernah berfatwa agar imam hendaknya membaca basmalah dengan suara dikeraskan bila memimpin shalat di Madinah. Fatwa ini bertentangan dengan mazhab Ahmad bin Hambal sendiri yang menyatakan bahwa yang dianjurkan bagi orang yang shalat adalah mengecilkan bacaan basmalahnya. Tapi fatwa tersebut dikeluarkan Ahmad demi menghormati paham ulama-ulama di Madinah, waktu itu, yang memandang sebaliknya. Sebab, menurut ulama-ulama Medinah itu, orang yang shalat, lebih utama bila ia mengeraskan bacaan basmalahnya (Ibn Taimiyah, Majmu’ ar Rasa’il al Muniriyah, Juz I (Beirut: Dar Ihya’ al Turats al ‘Arabi, 1343 H.), h. 124).

Berikut adalah sikap islami dalam menyikapi perbedaan pendapat yang dikemukakan oleh Muhammad bin Husain al Jizani, dalam disertasi doktornya untuk kajian Ushul Fiqh di Universitas Islam Madinah. Pertama, Tidak menganggap fasiq, mubtadi’ dan kafir pihak yang berselisih paham. Kedua, Melakukan dialog yang sehat dengan mengutamakan dalil dan argumentasi. Ketiga, Tidak memaksakan kehendak atau paham kepada pihak lain. Dan keempat, Tidak mengklaim kebenaran mutlak berada pada pihaknya. Meskipun demikian, patut ditambahkan pula bahwa kendati saling menghormati perbedaan pendapat, ulama-ulama itu tetap sepakat tentang kewajiban untuk selalu merujuk kepada Al Qur’an dan Hadits.

Keempat sikap di atas mesti dijadikan pijakan oleh umat Islam dalam menyikapi perbedaan pandangan—selama masih berada dalam koridor al-Quran dan Hadits—agar umat Islam tidak terpecah belah dan saling menyalahkan satu sama lain. Sepanjang perbedaan itu menyangkut masalah furu’iyah (cabang: fikih), bukan akidah, seperti membaca qunut, tidak usah dipermasalahkan. Lebih baik energi difokuskan pada pemberdayaan agar umat Islam tidak menjadi umat yang terbelakang. Wallahu a’lamu bis shawab.